PENGARUH PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) BUS BANDROS (BANDUNG TOUR ON BUS) DI KOTA BANDUNG TERHADAP CORPORATE IMAGE BANK MANDIRI

  • Tiara Apriannisa Program Studi Manajemen Bisnis Telekomunikasi dan Informatika, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Telkom University
  • Elvira Azis Program Studi Manajemen Bisnis Telekomunikasi dan Informatika, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Telkom University
Keywords: Corporate Social Responsibility, Corporate Image

Abstract

Kota Bandung ditetapkan sebagai salah satu kota wisata dunia oleh UNESCO pada tanggal 25 September 2013. Fenomena tersebut membuat Bandung harus menghadapi fakta lain yaitu, pihak pemerintah Kota Bandung harus mulai dan terus membenahi diri berbagai infrastruktur serta, keamanan dan kenyamanan berbagai tempat tujuan wisata. Diketahui anggaran yang diperlukan untuk mendukung semua fasilitas dan infrasturktur yang diperlukan untuk sektor pariwisata tersebut tidak sedikit maka sejumlah perusahaan telah menyalurkan dana Corporate Social Responsibilty (CSR) untuk pembangunan Kota Bandung. Begitu pula Bank Mandiri yang memberikan dana CSR Tahun 2014 sebesar Rp. 1,9 Miliar dalam bentuk program Bus Bandros kepada pemerintah Kota Bandung sebagai dukungan Bank Mandiri dalam mendukung fasilitas dan infrastruktur dalam sektor pariwisata. CSR yang dilakukan perusahaan dapat merangsang sudut pandang seseorang terhadap perusahaan tersebut yang dikenal sebagai Corporate Image. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik non-probability sampling dengan jenis puposive sampling untuk pengumpulan data. Selain itu, penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan uji regresi linear sederhana. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa implementasi Corporate Social Responsibility Bus Bandros di Kota Bandung sudah berjalan dengan baik. Selain itu Corporate Image Bank Mandiri sebagai pemberi CSR Bus Bandros berada pada kategori baik. Selanjutnya realisasi program CSR berpengaruh secara positif terhadap corporate image sebesar 13,3%, sedangkan sisanya sebesar 86,7% dipengaruhi faktor- faktor lain yang tidak
diteliti dalam penelitian ini. 

References

[1] Abdurrahman, N.H. (2015). Manajemen Strategi Pemasaran. Bandung: CV Pustaka Setia
[2] Badan Pusat Statistik Kota Bandung. Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk di Kota Bandung 2011 – 2016. [ONLINE]. Tersedia: https://bandungkota.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/106 [12 Mei 2017]
[3] Badan Pusat Statistik Kota Bandung. Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Domestik di Kota Bandung. [ONLINE]. Tersedia: https://bandungkota.bps.go.id/statictable/2017/08/29/120/jumlahwisatawan-mancanegara-dan-domestik-di-kota-bandung-2016.html [20 Desember 2017]
[4] detik.com. Ini Penampakan si Kuning, Bus Bandros Baru di Bandung. (2014). [ONLINE]. Tersedia: https://news.detik.com/berita-jawa-barat/2716494/inipenampakan-si-kuning-bus-bandros-baru-di-bandung/komentar [27 September 2017]
[5] Hawkins, D. dan David, L.M (2013). Consumer Behavior Building Marketing Strategy. New York: McGraw-Hill.
[6] Mardikanto, T. (2014). Corporate Social Responsibility (Tanggung Jawab Sosial Korporasi). Bandung: Alfabeta
[7] Madina, Maravire, Masere. (2014). Effectiveness of Corporate Social Responsibility in Enhancing Company Image. [ONLINE]. Vol. 6. No. 5.
Tersedia: http://iiste.org/Journals/index.php/EJBM/article/viewFile/10913/11216 [20 April 2017]
[8] Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Berita: Bandung Kota Wisata Dunia Versi UNESCO. (2013). [ONLINE]. Tersedia: http://jabarprov.go.id/index.php/news/7445/2013/10/16/Bandung-KotaWisata-Dunia-Versi-UNESCO [20 Desember 2017]
[9] Siregar, S. (2013) Metode Penelitian Kuantitatif.Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
Published
2018-08-31